Bertemu Prabowo di Solo, Senin Gibran Diusut DPP PDIP

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Keberanian Gibran Rakabuming Raka mengumpulkan relawan untuk bertemu calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto di angkringan Omah Semar, Jumat malam kemarin, tampaknya berbuntut panjang.

Wali Kota Solo yang juga putra Presiden Joko Widodo itu mengakui diminta datang ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023). Tapi bahasanya belum jelas, sekadar dipanggil atau diusut? Maklum, pilihan kata terakhir rasanya lebih mendekati kemungkinan.

“Saya mendapat telepon dari Sekretaris Jenderal PDIP, Pak Hasto Kristiyanto pagi tadi. Bukan teguran. Tapi memang Senin besok saya dipanggil ke DPP,” kata Gibran di Solo, Sabtu (20/5).

Gibran mengaku tidak mengetahui tujuan DPP PDIP memanggilnya. Ia menduga hal itu tak lepas dari pertemuan relawan Gibran dan Jokowi dengan Prabowo. “Mungkin terkait itu,” ujarnya.

Gibran memastikan dirinya akan memenuhi panggilan dari DPP PDIP tersebut. Ia bahkan siap menerima hukuman jika pertemuannya dengan Ppabowo dianggap salah. “Saya ini cuma kader baru, kader muda. Dipanggil, ditegur, dihukum, monggo silakan. Saya ikut,” katanya.

Ia menilai pertemuannya dengan Prabowo sebagai hal wajar. Sebagai Wali Kota Solo, ia sudah sewajarnya menjamu tamu-tamu yang berkunjung ke daerahnya, terutama pejabat tinggi negara. “Bahkan Pak Anies pun saya dampingi. Tuan rumah harus mendampingi tamu,” kata Gibran.

Gibran memastikan pertemuan dengan Prabowo sama sekali tidak berkaitan deklarasi dukungan relawan kepada Prabowo. Ia berada di luar forum ketika Prabowo berorasi di depan para relawan.

“Kemarin itu saya hanya makan malam saja. Urusan pencapresan kan kemarin saya minggir. Aku kan tidak ikut ketika beliau (Prabowo) orasi dan lain-lain, kan saya minggir. Saya kan nggak ikut-ikut,” katanya.

Keputusan relawannya mendukung Prabowo, kata Gibran, murni aspirasi arus bawah. Ia mengklaim para relawan bertindak atas keputusan sendiri. “Yang namanya relawan itu tidak bisa dipaksa. Harus ke sini, harus ke situ, tidak bisa. Relawan itu orang-orang yang kritis, objektif,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gibran tak menampik saat ini relawan terbagi menjadi dua kelompok besar. Sebagian mendukung Prabowo, lainnya mendukung Ganjar.

“Memang ada yang dukung Pak Prabowo, ada yang dukung Pak Ganjar. Kalau saya disuruh ngumpulin pendukungnya Pak Ganjar, pasti kemarin lebih banyak lagi yang datang,” katanya.

Sikap Gibran di kalangan politisi ditangkap sebagai aktualisasi “perlawanan Jokowi” terhadap PDIP. Karena partai banteng itu mengusung Ganjar sebagai Capres, maka koalisi besar yang dibidani Jokowi bersama para pemimpin partai non-PDIP, akhirnya berantakan.

“Beliau kan nggak mau jadi petugas partai terus. Tapi kan saat ini posisinya terikat. Kalau tidak patuh, bisa bermasalah di parlemen sebab siapapun tahu pemenang suara mayoritas,” ujar sumber redaksi, orang dekat Jokowi dari Solo.

90 Persen ke Prabowo

Seperti diwatrakan sebelumnya, sebagian relawan pendukung Gibran dan Jokowi menyatakan dukungannya kepada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden di Pemilu 2024 mendatang. Dukungan tersebut disampaikan usai Prabowo makan malam dengan Gibran di angkringan Omah Semar, Solo, Senin (19/5).

Koordinator Relawan Gibran, Kuat Hermawan Santoso mengatakan sikap tersebut berdasarkan hasil konsolidasi sejumlah organ relawan di Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah bersilaturahmi dengan Gibran di rumah dinasnya akhir bulan lalu.

“Pasca pertemuan di Solo kemarin itu, 90 persen arus dukungan di bawah itu ke Pak Prabowo,” kata Kuat setelah melepas kepergian Prabowo.

Ada 15 kelompok relawan yang menemui Prabowo kemarin malam. Namun Kuat memastikan setidaknya ada 100 kelompok relawan lain di jawa Tengah dan Jawa Timur yang ikut mendukung Menteri Pertahanan itu. “Hari ini tidak bisa berubah. Temen-temen yang ada di sini sudah final,” katanya.

Prabowo sendiri merasa kaget dengan sambutan yang ada. “Terus terang saya agak tergagap. Saya kaget, soalnya saya datang hanya sekadar melanjutkan ikatan silaturahmi, ikatan persahabatan saya sama Mas Gibran. Tadi dari Pekalongan kemudian sore ke Semarang. Malam-malam ke sini, besok ke Jatim. Jadi mampir saya eh minta waktu mau ketemu Mas Wali. Ternyata kok disambut seperti ini,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *