Pengamat Cium PDIP Ingin Jadi Pemimpin Koalisi Besar di Pilpres 2024

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi menduga PDIP ingin menjadi pemimpin koalisi besar di Pilpres 2024. Sinyal itu terlihat dari ketidakhadiran PDIP dalam pertemuan 5 pimpinan partai bersama Presiden Jokowi saat mencetuskan pembentukan koalisi besar.

“Enggak datang itu menunjukkan bahwa memang PDIP ingin menjadi pemimpin koalisi,” ucap Pangi, belum lama ini. “PDIP tidak datang dalam pertemuan itu karena bukan yang punya hajat. Menurutnya PDIP partai besar, punya harga diri.”

Dugaan Pangi bahwa PDIP ingin menjadi ketua koalisi juga terlihat tatkala partai tersebut meminta syarat kursi calon presiden pada Pilpres 2024 nanti. “Makanya ditawarkan PDIP, kan harusnya kader sendiri sebagai RI-1, baru koalisi terbangun,” kata Pangi.

Sebelumnya, Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko juga mengatakan Megawati Soekarnoputri bakal menginisiasi pertemuan dengan partai-partai. Megawati ingin pihaknya akan menjadi tuan rumah.

“Percayalah, cepat atau lambat, bu Mega (@PDI_Perjuangan) akan jadi tuan rumah pertemuan semua atau setidaknya sebagian dr partai-partai yang sudah di dalam koalisi besar,” kata Budiman lewat akun Twitter-nya, Senin.

Pernyataan Budiman sekaligus merespons ketidakhadiran partainya dalam pertemuan 5 partai koalisi dengan Presiden Joko Widodo di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4).

Dia mengakui partainya ikut diundang dalam pertemuan tersebut namun tak bisa hadir karena Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sedang di Jepang. Menurut Budiman, pertemuan itu tak bisa diwakilkan. Terlebih, Mega juga telah bertemu Presiden Jokowi pada 18 Maret lalu.

Wacana pembentukan koalisi besar partai politik untuk Pilpres 2024 mulai mencuat ketika Jokowi bertemu 5 ketua umum partai di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (2/4) lalu. Mereka mengaku membahas rencana pendirian koalisi besar dan menggabungkan koalisi KIB dan KIR.

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut dasar pembentukan koalisi besar karena memiliki tujuan yang sama, yakni meneruskan kebijakan Jokowi.

“Kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi,” ucap Prabowo usai pertemuan.

PDIP memiliki elektabilitas yang cukup unggul daripada partai lainnya yang juga akan berlaga dalam Pemilu 2024, meski terjadi penurunan. Hal serupa dialami Ganjjar Pranowo, yang ramai disebut jadi Capres terkuat. Ganjar merosot bareng PDIP karena sikap mereka membuat FIFA membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) sepanjang 31 Maret hingga 4 April 2023. Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan sejumlah partai dalam hasil survei tersebut menunjukkan angka yang mengalami penurunan.

“Dibanding temuan pada Februari lalu, PDIP, Golkar, dan PKB ada indikasi mengalami penurunan meski tidak besar,” Kata Djayadi, saat memaparkan hasil survei tersebut, Minggu (9/4).

PDIP yang tidak hadir dalam pembentukan awal koalisi besar yang dibidani Presiden Joko Widodo, mengaku membuka peluang bergabung dengan koalisi tersebut. Hanya saja, PDIP meminta capres-nya dari kader mereka.

“PDIP kalau ngambil posisi capres, ya wajar-wajar saja, make sense lah. Bukan mau-maunya PDIP, nggak seperti itu. Logic. Sangat rasional,” kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah, Selasa pekan lalu.

Saat itu Ketua DPP Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menganggap permintaan calon presiden dalam wacana koalisi besar di Pilpres 2024 terlalu dini untuk disampaikan. Namun dia enggan menanggapi lebih jauh soal itu sebab akan dibicarakan masing-masing partai.

“Saya pikir masih terlalu dini kita mau bicara soal capres, karena partai-partai tentunya juga mempunyai aspirasi yang harus kita sama-sama dengarkan,” ucap Dasco di kompleks parlemen, Rabu (5/4).

Sebelumnya, Ketum Golkar Airlangga Hartarto membuka peluang berduet dengan Prabowo dalam Pilpres 2024. Menurutnya, wacana dengan Prabowo masuk dalam pembahasan. Jika PDIP masuk, Airlangga dipastikan tersingkir, sebagai Cawapres sekalipun.

“Soal Capres Cawapres, pembahasannya sudah sangat dalam. Tunggu tanggal mainnya,” komentar Airlangga, Ketum Golkar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *