KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Cara mengungkapkan perasaan dalam menerima kenyataan bermacam-macam. Dalam kasus pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia, ungkapan di media sosial sungguh beragam. Yang paling banyak mendapat sorotan, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Menteri BUMN itu memposting gambar hitam kelam, sebagai ungkapan kesedihan yang mendalam. Komentarnya bermacam-macam pula. Banyak yang mendukung, tapi tak sedikit yang mencibir, atau sekadar mengkritisi.
Bahkan gelandang serang timnas, Stefano Lilipaly pun mengkopi postingan Erick, namun ditambahi kata-kata TAMBAHLUCU. Ia menulisnya dengan huruf kapital. Fano enggan menjelaskan maksudnya. Apakah ia meledek Erick, atau sikap lain. Ia juga memilih tak mengomentari respons para pengikutinya.
Yang menyikapi musibah sepak bola dengan canda, salah satunya Gibran Rakabuning Raka, Wali Kota Solo. Putra Presiden Joko Widodo itu memang dikenal selengekan. Di saat orang banyak menumpahkan sumpah serapah, tuduh-menuduh, Gibran memposting foto Stadion Manahan Solo, dengan caption: “Ada yang batal tapi bukan puasa.”
Di balik candanya, terselip kenyataan getir terkait pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Artinya, Solo yang sudah habis-habisan bersolek pun tak terciprat manisnya turnamen bergengsi itu.
Seperti dia ungkapkan kepada media, dan APBD yang tersedot untuk merenovasi Stadion Mahahan tidak sedikit. Ia sampai harus menggeser berbagai mata anggaran demi mensukseskan turnamen resmi FIFA 4 tahunan tersebut.
“Yo wis lah. Opo nek karo nesu-nesu, FIFA melas karo Indonesia? (Ya sudahlah. Apa dengan marah-marah FIFA lantas kasihan pada Indonesia?. Ndak kan?” ujarnya dengan logat Jawa yang kental.
Sikap Gibran yang coool ini dinilai bagus untuk memperbaiki citra pejabat asal partainya yang identik dengan marah-marah, dengan diikuti liputan televisi. Termasuk Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Basuki Tjahaja Purnama (eks Gubernur DKI) maupun Tri Risma Harini saat menjadi Wali Kota Surabaya maupun kini menjabat Menteri Sosial.
Gibran kini santer didorong untuk menjadi Wali kota Depok, Jawa Barat, sebagai batu loncatan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
